Kamis, 02 Februari 2012


KAJIAN TINDAK TUTUR DALAM WACANA IKLAN BERBAHASA INDONESIA DI RADIO GAJAH MADA 102.4 FM SEMARANG


A.      Latar Belakang Masalah
                 Dalam kehidupan di masyarakat manusia selalu melakukan interaksi atau hubungan dengan sesamanya adalah bahasa. Bahasa dan manusia merupakan dua hal yang tidak dapat dipisahkan, dalam arti keduanya berhubungan erat. Bahasa merupakan alat komunikasi yang paling penting bagi manusia karena dengan bahasa manusia dapat mengekspresikan apa yang ada dalam pikiran atau gagasannya. Agar komunikasi dapat berlangsung dengan baik, manusia harus menguasai keterampilan berbahasa. Tarigan (1986 : 2) menyatakan bahwa keterampilan berbahasa meliputi empat macam, yaitu keterampilan menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Setiap keterampilan bahasa mempunyai hubungan yang erat dan konsep berpikir yang mendasari bahasa. Bahasa seseorang mencerminkan pikiran, semakin terampil seseorang berbahasa semakin cerah dan jelas pula pikirannya.
                 Kridalaksana (1984 : 28) berpendapat bahwa bahasa adalah sistem lambang arbiter yangdigunakan untuk bekerja sama, berinteraksi, atau mengidentifikasikan diri. Meningkatkan bahasa sebagai lambang makna dalam bahasa lisan lambang itu diwujudkan dalam bentuk tindak ujar dan dalam bahasa tulis wujud simbol tulisan dan keduanya memiliki tempat masing – masing. Baik bahasa lisan maupun tulisan digunakan manusia untuk berkomunikasi. Komunikasi secara langsung, misalnya ceramah, diskusi, dan tanya jawab. Sedang yang melalui media, contoh iklan di televisi, siaran di radio, penulisan opini atau artikel di majalah, surat kabar, dan lain – lain.
                 Bahasa lisan, khususnya yang berupa tindak ujar atau tindak tutur dapat menimbulkan efek bagi penutur bahasa. Efek yang ditimbulkan oleh bahasa terhadap penutur adalah suatu tindakan tertentu sebagai umpan balik. Umpan balik memainkan peranan yang sangat kecil sebab ia menentukan berlanjutnya komunikasi atau berhentinya komunikasi.
                 Iklan merupakan berita pesanan untuk mendorong, membujuk kepada khalayak ramai tentang benda atau jasa yang ditawarkan atau pemberitahuan kepada khalayak ramai mengenai barang atau jasa yang dijual, dipasang di media massa (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1999 : 322).
                 Kajian pragmatik tentang tindak tutur sangat menarik untuk dilakukan, khususnya tindak tutur dalam naskah iklan radio banyak ditemukan seperti tindak tutur lokusi, ilokusi, perlokusi, dan banyak juga ditemukan banyak tuturan berita, tanya, dan perintah.
                 Bahasa yang digunakan dalam naskah iklan radio dibuat menarik agar menimbulkan daya pengaruh bagi pendengar. Kesan itulah yang membuat peneliti tertarik untuk mengkaji pemakaian bahasa pada iklan radio dengan judul.
Kajian Tindak Tutur Dalam Wacana Iklan Berbahasa Indonesia Di Radio Gajah Mada 102,4 Fm Semarang
                 Adapun radio Gajah Mada 102.4 FM Semarang yang dijadikan objek penelitian iklan karena di semarang radio tersebut merupakan radio swasta terbaik, jangkauannya luas, pendengarnya pun cukup banyak sehingga mengundang minat banyak pemasang iklan dalam rangka mengenalkan produk – produknya. Dengan banyaknya pemasangan iklan berarti bagi peneliti mempunyai banyak pilihan iklan – iklan yang akan dijadikan bahan penelitian.

B.   Perumusan Masalah
                 Dari uraian dalam latar belakang masalah, dapatlah dirumuskan masalah penelitian yaitu :
1.                  Bagaimana tindak tutur dalam wacana iklan radio gajah mada 102.4 FM Semarang?
2.                Bagaimana cara penyampian iklan yang terdapat dalam wacana iklan radio gajah mada 102.4 FM Semarang?

C.  Pembahasan
Kridalaksana (1993 : 21) mengungkapkan batasan dalam kamus linguistik, bahasa adalah sistem lambang bunyi yang bersifat arbitrer yang dipergunakan oleh para anggota suatu masyarakat untuk bekerja sama, berinteraksi dan mengidentifikasikan diri. Definisi ini serupa dengan yang ada dalam Keei (1995 : 66) yang mendefinisikan bahasa sebagai sistem lambang bunyi yang bersifat sewenang – wenang dan konvensional dan dipakai sebagai alat komunikasi untuk melahirkan perasaan dan pikiran. Fungsi Bahasa
                  Nababan (1993 : 38) menyatakan bahwa fungsi paling dasar dari bahasa adalah sebagai alat komunikasi, yaitu alat pergaulan dan perhubungan sesama manusia.
Peristiwa komunikasi terjadi apabila penutur bebicara kepada mitra tutur dengan mengungkapkan bahasa yang saling dimengerti studi pragmatik berkaitan dengan penggunaan bahasa. Suyono (1990 : 18) menyatakan tiga konsep dasar yang dikaji yaitu :
1.      Tindak komunikatif sebagai wujud aktualisasi penggunaan bahasa.
Dengan tindak komunikasi ini ada beberapa tindak bahasa yaitu menyela, mengundang, menyuruh, mengharapkan, meminta, dan sebagainya.
2.      Peristiwa komunikatif yaitu satu unit perisitwa bahasa yang mempunyai keseragaman, keutuhan, dan kesatuan atas seperangkat komponen komunikatif.
Situasi komunikatif yaitu konteks yang melingkupi terjadinya peristiwa komunikatif atau konteks dalam peristiwa komunikasi terjadi.
Linguistik sebagai ilmu kajian bahasa yang memiliki berbagi cabang. Cabang – cabang itu diantaranya adalah fonologi, morfologi, sintaksis, semantik, dan pragmatik. Keempat cabang linguistik yang pertama mempelajari struktur bahasa secara internal, sedangkan pragmatik adalah cabang ilmu bahasa yang mempelajari struktur bahasa secara eksternal, yakni bagaimana kesatuan bahasa itu digunakan (Wijana, 1996 : 1).
Yang dimaksud dengan peristiwa tutur adalah terjadinya atau berlangsungnya interaksi linguistik dalam satu bentuk ujaran atau lebih yang melibatkan dua pihak yaitu penutur dan lawan tutur dengan satu pokok tuturan di dalam waktu, tempat, dan situasi tertentu. Jadi, interaksi yang berlangsung antara pedagang dan pembeli di pasar pada waktu tertentu dengan menggunakan bahasa sebagai alat komunikasinya adalah sebuah peristiwa tutur.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1999 : 1058), langkah atau perbuatan, sedangkan tutur diartikan ucapan, kata, perkataan (1999 : 1090). Dari dua pengertian tersebut tindak tutur dapat diartikan sebagai perbuatan memproduksi tuturan atau ucapan. Oleh Tarigan dijelaskan (1986 : 36) bahwa tindak tutur atau tuturanyang dihasilkan oleh manusia dapat berupa ucapan. Ucapan dianggap suatu bentuk kegiatan atau suatu tindak ujar.
Pada tahun 1962 dalam bukunya yang berjudul How to Do Thinks with Word, Austin telah membedakan tiga jenis tindak ujar, yaitu :
1.      Tindak tutur lokusi
      Tindak tutur lokusi adalah tindak tutur yang menyatakan sesuatu dalam arti “berkata” atau tindak tutur dalam bentuk kalimat yang bermakna dan dapat dipahami. Tindak tutur ini juga bersifat informasi dan tidak menuntut partisopan melakukan tindakan.
2.      Tindak tutur lokusi
      Tindak tutur ilokusi adalah tindak tutur yang diidentifikasikan dengan kalimat performatif yang eksplisit.
3.      Tindak tutur perlokusi
      Tuturan yang diucapkan seorang penutur sering memiliki efek atau daya pengaruh (perlocutinary force). Efek yang dihasilkan dengan mengujarkan sesuatu itulah yang oleh Austin (1962 : 101) dinamakan tindak perlokusi.
Data dalam penelitian ini adalah tuturan yang dinyatakan dalam sejumlah naskah iklan radio. Subroto (1992 : 34), sumber data adalah semua informasi atau bahan yang diserahkan oleh alam (dalam arti luas) yang harus dicari atau dikumpulkan dan dipilah oleh peneliti. Adapun sumber data dalam penelitian ini adalah sejumlah naskah iklan yang disiarkan melalui media radio. Data dalam penelitian ini, penelitian ini mengambil lima belas naskah iklan yang disiarkan oleh radio gajah mada 102.4 FM yang diduga memiliki aspek tindak tutur dan bentuk tuturan.
Menurut Subroto (1992 : 23) istilah metode penelitian linguistik dapat ditafsirkan sebagai sebuah strategi kerja berdasarkan kerangka berpikir tertentu. Sementara dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, metode diartikan sebagai kerja yang bersistem untuk memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan guna mencapai tujuan yang ditentukan.

Dalam penulisan proposal ini, penulis menggunakan penelitian kualitatif. Moelong (1993 : 3) menyatakan bahwa penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang menghasilkan data berupa kata – kata tertulis atau lisan dari orang – orang dan perilaku yang diamati. Artinya wujud data dalam bahasa adalah kata, kalimat, dan wacana.
Pengumpulan data dalam suatu penelitian sangat penting. Data yang terkumpul selanjutnya akan digunakan untuk analisis agar penelitian dalam mencapai tujuan yang diharapkan.
Teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah rekam, simak dan catat. Teknik pengumpulan data sebagai berikut:
Pertama, data yang diambil dengan menggunakan teknik simak yaitu mengadakan penyimakan terhadap data yang relevan, yang sesuai dengan tujuan penelitian (Subroto, 1992 : 41 – 42). Dengan teknik ini dilakukan penyimakan pada tindak tutur dan bentuk tuturan yang terdapat dalam sejumlah naskah iklan radio.
Kedua, setelah dilakukan penyimakan kemudian diteruskan dengan pencatatan terhadap data yang relevan dan yang sesuai dengan tujuan penelitian (Subroto, 1992 : 41 – 42) sehingga dapat diketahui klasifikasi data menurut bentuk, fungsi.
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode padan. Metode padan adalah alat penentunya dari luar  telepas dan tidak menjadi bagian dari bahasa yang bersangkutan (Sudaryanto, 1993:13). Analisis dalam penelitian ini adalah analisis non statistik yaitu analisis yang tidak menggunakan rumusan statistik. Analisis yang dilakukan berdasarkan teori-teori yang ada.
Penyajian hasil analisis dalam penelitian ini penulis menggunakan metode informasi menurut Sudaryanto (1993 : 143), metode informasi adalah perumusan dalam kata – kata biasa walaupun dengan sifatnya yang teknis.
Berdasarkan tuturan-tuturan tokoh iklan dalam wacana di radio, tindak tutur dalam penelitian ini dianalisis berdasarkan  cara penyampaianya adalah 1. Dengan Pernyataan     2. Dengan Kealatan 3. Dengan Pemasaran 4. Dengan Peyakinan 5. Dengan Kenal Pasti         6. Dengan Perbandingan 8. Dengan Pertanyaan 9. Dengan Peringatan 10. Dengan Suruhan 11. Dengan Ajakan 12. Dengan Nasehat 13.  Dengan Gabungan.
Berkaitan dengan hal tersebut, tuturan di atas dapat menimbulkan efek psikologi yang berbeda-beda pada diri pemirsa. Berikut ini analisis wujud tindak tutur wacana iklan dan efek psikologi yang dirasakan oleh pemirsa.
Tindak tutur dengan indikator menyuruh yaitu tindak tutur yang dilakukan oleh penuturnya dengan maksud agar si pendengar melakukan tindakan yang disebutkan dalam tuturan yang berisi tuturan menyuruh. Tuturan ini merupakan tuturan yang memerintah agar seseorang melakukan sesuatu.
Iklan Fatigon
Konteks                : (SEORANG KARYAWATI TERLAMBAT DATANG KEKANTOR)
Karyawati                        : sorry, kemarin aku sibuk, kerjaan menumpuk, badan capek, pegal-pegal, otot kaku-kaku.”
Karyawan              : minum fatigon pagi dan sore biar kerjaan tuntas, bangun tidur   badan enak.”
Tuturan yang diucapkan oleh seorang karyawan yang dianjurkan kepada karyawati yang terlambat kekantor adalah tuturan. “minum fatigon pagi dan sore.” Seorang karyawan menganjurkan karyawati untuk mengkonsumsi fatigon untuk memulihkan stamina yang hilang dan badan terasa bugar kembali. Ciri konteks yang melekat pada tuturan tersebut disampaikan dengan nada rendah dan tekanan jatuh pada kata minum. Bagi karyawati. Tuturan tersebut memberi efek pada dirinya untuk mengkonsumsi fatigon  seperti yang dianjurkan  kartawan.
2.      Tindak tutur dengan indikator mengajak
Tindak tutur dengan indikator mengajak adalah tindak tutur yang dilakukan penuturnya dengan maksud agar penutur melakukan tindakan yang disebutkan dalam tuturan mengajak. Tuturan tersebut merupakan tuturan yang dilakukan untuk meminta supaya turut/membangkitkan hati supaya melakukan sesuatu.
Iklan Promag
Konteks                 : (SEORANG LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN  MENGINFORMASIKAN SESUATU)
Laki-laki                : “ sibuk jangan lupa makan”
“ makan teratur itu perlu, begitu merasa sakit mag , minumlah promag setiap sebelum atau sesudah makan dan sebelum tidur. Tugas jadi tak terganggu kalau mual, perih, kembung promag obatnya.”
Tuturan “begitu merasa sakit mag , minumlah promag setiap sebelum atau sesudah makan dan sebelum tidur.” Dengan maksud untuk mengajak pemirsa jika sakit mag  minulah  promag setiap sebelum atau sesudah makan dan sebelum tidur diimbangi makan yang teratur  karena dalam iklan tersebut tidak terdapat percakapan antara tokoh iklan sehingga sasarannya  pemirsah.

D.  Simpulan
Kajian pragmatik tentang tindak tutur sangat menarik untuk dilakukan, khususnya tindak tutur dalam naskah iklan radio banyak ditemukan seperti tindak tutur lokusi, ilokusi, perlokusi, dan banyak juga ditemukan banyak tuturan berita, tanya, dan perintah.
Bahasa yang digunakan dalam naskah iklan radio dibuat menarik agar menimbulkan daya pengaruh bagi pendengar. Kesan itulah yang membuat peneliti tertarik untuk mengkaji pemakaian bahasa pada iklan radio.






LAMPIRAN

Iklan Fatigon
Konteks                : (SEORANG KARYAWATI TERLAMBAT DATANG KEKANTOR)
Karyawati                        : sorry, kemarin aku sibuk, kerjaan menumpuk, badan capek, pegal-pegal, otot kaku-kaku.”
Karyawan             : minum fatigon pagi dan sore biar kerjaan tuntas, bangun tidur   badan enak.”

Iklan Promag
Konteks                 : (SEORANG LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN  MENGINFORMASIKAN SESUATU)
Laki-laki                : “ sibuk jangan lupa makan”
“ makan teratur itu perlu, begitu merasa sakit mag , minumlah promag setiap sebelum atau sesudah makan dan sebelum tidur. Tugas jadi tak terganggu kalau mual, perih, kembung promag obatnya.”













DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsini. 2009. Proposal Penelitian : Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta : Rekaan Citra

Depdikbud. 1999. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka

Halliday, M. A. K dan Ruqaiyah Hasan. 1994. Bahasa Konteks dan Teks. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press

Jefkin, Frank. 1995. Periklanan. Jakarta : Erlangga

Kaswanti Purwa, Bambang. 1990. Pragmatik dan Pengajaran Bahasa Menyimak kurikulum 1994. Yogyakarta : Kanisius

Lec Monlee dan Carla Johnson. 2007. Prinsip – prinsip Pokok Periklanan Dalam Perspektif Global. Jakarta : Kencana

Leech, G. D. 1993. Prinsip – prinsip Pragmatik (terjemahan). Jakarta : Universitas Indonesia

Meolong, Lexi GJ. 1993. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung : Remaja Posdakarya

Subroto, Edi. 1992. Pengantar Metode Penelitian. Surakarta : Sebelas Maret University Press

Sudaryanto. 1993. Metode dan Aneka Analisis Bahasa. Yogyakarta : Duta Wacana Press

Tarrigan, Henri Guntur. 1986. Pengajaran Pragmatik. Bandung : Angkara












KAJIAN TINDAK TUTUR DALAM WACANA IKLAN BERBAHASA INDONESIA DI RADIO GAJAH MADA 102.4 FM SEMARANG

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas remidi matakuliah seminar bahasa yang
 di ampu oleh : Dra.Ngatmini, M.Pd

Disusun Oleh:
Nama              :Retno Istriningsih
Kelas               : 7I
NPM               : 06410348

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI
IKIP PGRI SEMARANG
2010/2011

Tidak ada komentar:

Posting Komentar