Kamis, 02 Februari 2012

KATA PENGANTAR
           
Senandung terindah yang patut diucapkan lewat lisan basah ini adalah lantunan tahmid,  Alhamdulillah wasyukurillah senantiasa penyusun haturkan kehadirat Tuhan yang tiada hentinya melimpahkan rahmat serta hidayahNya. Akhirnya, dengan segala usaha, semangat, dan doa. Penyusun dapat menyelesaikan makalah sebagai tugas mata kuliah Teori Belajar Bahasa yang berjudul “Dimensi – Dimensi Pemerolehan Bahasa“
Tujuan dari penyusunan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah Teori Belajar Bahasa dengan dosen pengampu Ibu Maria Ulfa S.Pd. Serta makalah ini disusun guna memberikan pengetahuan dan informasi kepada pembaca tentang bagainama cara dan proses pemerolehan bahasa yang sering kita gunakan dalam keseharian ini.
Maka kita sebagai tenaga pengajar yang propesional bidang studi Bahasa Indonesia sudah sepatutnya harus mengetahui bagaimana pemerolehan bahasa yang benar sesuai kaidah bahasa yang telah ditentukan.
Kami menyadari sepenuhnya bahawa masih banyak kekurangan dalam menyusunan makalah ini. Oleh karena itu, kami mengaharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan makalah selanjutnya. Kami berharap makalah ini dapat menambah wawasan bagi pembaca. Terima kasih.

Semarang,                      2009

Penyusun.








DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I            PENDAHULUAN
A.    Latar belakang ...................................................................................................
B.     Permasalahan .....................................................................................................
BAB II            PEMBAHASAN
A.    Pandangan Global dan Kecenderunagan dalam Pemerolehan Bahasa ………
B.     Kapasitas dan asses dalam Belajar Bahasa ....................................................
C.     Struktur Proses Belajar Bahasa dan kecepatan pemerolehan bahasa .......
BAB III          PENUTUP
A.    Kesimpulan …………………………………………………………………
B.     Saran ……………………………………………………………………….
DAFTAR PUSTAKA












BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Bahasa memiki peran sental dalam perkembangan intelektual, social dan emosional pengguna bahasa dan merupakan penunjang keberhasilan dalam mempelajari semua bidang studi. Dengan bahasa diharapkan membantu pengguna bahasa dalam mengenal dirinya, budayanya, dan budaya orang lain, serta berpartisipasi dalam masyarakat yang menggunakan bahasa. Pemerolehan bahasa oleh seorang anak memang merupakan salah satu prestasi manusia yang paling hebat dan paling menajubkan. Itulah sebabnya masalah ini mendapat perhatian besar. Bagaimana hal mengenai cara anak-anak berbicara, mengerti, dan menggunakan bahasa; tetapi sangat sedikit yang diketahui mengenai proses aktual perkembangan bahasa. Satu hal yang diketahui bahwa pemerolehan bahasa sangat banyak ditentukan oleh interaksi rumit aspek-aspek kematangan biologis, kogitif dan sosial.  
Menurut Slobin mengemukakan bahwa setiap pendekatan moderen terhadap pemerolehan bahasa akan menghadapi kenyatan bahwa bahasa dibangun sejak semula oleh setiap anak, memanfaatkan aneka kapasitas bawahan sejak lahir yang beranaeka ragam dalam interaksinya dengan pengalaman-pengalaman dunia fisik dan sosial. Dalam hal ini sesuia perkembangan bahasa, para pakar linguis percaya bahwa kemapunan belajar bahasa paling tidak sebagain berkaitan dengan program genetika yang memang khas bagi ras manusia. Dalam deminsi-deminsi pemerolehan bahasa ini akan dikemukakan pandangan global dan Kecenderunagan dalam Pemerolehan Bahasa, kapasitas dan asses dalam belajar bahasa, struktur proses belajar bahasa dan kecepatan pemerolehan bahasa. Yang akan membantu kepada pengguna bahasa untuk mengetahui pemerolehan bahasa.
B.     Permasalahan
1)      Pandangan Global dan Kecenderunagan dalam Pemerolehan Bahasa
2)      Kapasitas dan asses dalam Belajar Bahasa
3)      Struktur Proses Belajar Bahasa dan kecepatan pemerolehan bahasa


BAB II
PEMBAHASAN
A.    Pandangan Global dan kecenderungan dalam Pemerolehan Bahasa
Ada berbagai istilah Pemerolehan bahasa dari segi bentuk, urutan, dan keaslian, tetapi dalam pengertiannya ternyata hampir sama. Misalnya, antara Pemerolehan bahasa Pertama dengan Pemerolehan bahasa asing tidak ada perbedaan pengertian. Di dalam literature keduanya sering dipakai bergantian-ganti untuk maksud dan pengertian yang sama.
Ragam atau jenis pemerolehan bahasa dapat ditinjau dari lima sudut pandang yaitu :
a.       Berdasarkan Bentuk
Ditinjau dari segi bentuk, Klein (1983 : 3 ) membagi tiga pemerolehan bahasa yaitu :
1)      Pemerolehan bahasa pertama atau first language acquistion, yaitu bahasa yang Pertama diperolah sejak lahir.
2)      Pemerolehan bahasa kedua atau second language acquisition, ini diperolaeh setelah bahasa pertama diperolah.
3)      Pemerolehan ulang atau re-acquistion yaitu bahasa yang dulu pernah diperolah kini diperolah kembali karena alasan kebutuhan atau imigrasi.
b.      Berdasarkan Urutan
Ditinjau dari segi urutan mengenal dua pemerolehan :
1)      Pemerolehan bahasa pertama atau first language acquisition.
2)      Pemerolehan bahasa kedua ayau second language acquisition
c.       Berdasarakan Jumlah
Ditinjau dari segi jumlah mengenal dua pemerolehan :
1)      Pemerolehan satu bahasa atau monolingual
2)      Pemerolehan dua bahasa atau bilingual acquisitioan (Bracia, 1983)
d.      Berdasarkan Medianya
1)      Pemerolehan bahasa lisan atau oral language (speech) aguaisition bahasa yang diucapkan olah penuturnya.
2)      Pemerolaehan bahasa tidak atau written language acquisitioan (Feedman : 1985) bahasa yang dituliskan oleh penuturnya.

e.       Berdasarkan keasliannya.
1)      Pemerolehan bahasa asli atau native language acquisition. Bahasa yang merupakan alat komunikasi penduduk asli.
2)      Pemerolehan bahasa asing atau language acquisition (winitz, 1981). Bahasa asing adalah bahasa yang digunakan olaeh para pendatang.
f.       Berdasarkan keserentakan atau keberurutan (khusus bagi pemerolehan dua bahasa).
1)      Pemerolehan (dua bahasa) serentak atau simulteneus acquisition, seorang anak dapat memperoleh dua bahasa sekaligus serantak.
2)      Pemerolehan dua bahasa berurutan atau successive acquisition (Harding & Riley, 1986), seorang anak juga dapat memperoleh dua bahasa secara berurutan yang satu diperolah baru yang lain.
Setelah membicaran aneka ragam atau pendangan global terhadap pemerolehan bahasa. Berikut ini, kecanderungan (Prospensity) mencakup seluruh factor yang menyebabkan pelajaran menerapkan kemampuan berbahasa untuk memperoleh suatu bahasa. Unsur-unsur komponen kecenderungan itu dapat dipengaruhi oleh factor-faktor eksternal. Komponen yang mempengaruhi kecenderunagan dalam pemerolehana bahasa, yaitu :
a.       Integrasi social
Dalam pemerolehan B1 social merupakan factor yang dominan. Integrasi social mempunyai sedikit kebermaknaan sebagai factor penyebab kecenderungan dalam belajar B2 di tingkat Perguruan Tinggi. Dalam hal-hal tertentu, integrasi social merupakan factor yang mengakibatkan pengaruh negative.
b.      Kebutuhan Komunikatif
Factor kebutuhan komunikatif harus dibedakan dengan integrasi social karena kedua komponen kecenderunagn yang berinteraksi sejalan dengan perbedaan antara motivasi integrative dan motivasi instrumental.
c.       Sikap
Sikap subjektif mempengaruhi belajar bahasa dengan cara-cara yang tidak jelas, misalnya disebabkan kurangnya integrasi social dan kurangnya rasa percaya diri. Sikap meremehkan mengakibatkan sedikitnya perhatian kepada bahasa yang akan dipelejari hanya sedikit pencurahan dan akhirnya mengaterkan kepada kegagalan belajar B2.
d.      Pendidikan
Diantara komponen-komponen yang menunjang kecenderungan Pendidikan merupakan factor yang paling lemah. Pendidikan akan lebih efektif jika digabungkan dengan factor kecenderunagn yang lain.

B.     Kapasitas dan Accas dalam Balajar Bahasa.
Dalam belajar bahasa oatk kita diperkerjakan dengan aktif. Belajar bahasa mengendalikan berfikir, bukan melamun. Jadi fungsi otak akan bekerja sebagaimana belajar. Dalan belajar bahasa ataupun belajar pada umumnya tentu ada kapasitas otak untuk menampung rangsangan yang masuk, tidak semua rangsangan yang diterima langsung direkam ke memori karena mengalami benturan pikiran.
Pemerolehan bahasa berarti proses memperoleh bahasa memerlukan sebuah acces (jalan masuk). Tanpa jalan masuk tidak mungkin bahan mentah atau bahan kasar dapat diproses dalam pemerolehan bahasa. Dan istilah jalan masuk memiliki dua komponen yang berbeda yaitu :
1)      Jumlah masukan yang tersedia
2)      Jajaran jarak kesempatan-kesempatan komunikasi.
Anak yang belajar B2 harus dapat membedakan variasi-variasi tekanan, suara, nada, intonasi dari bahasa lain. Kosa kata anak seringkalu didapat karena melibatkan pemahamannya tentang siapa berbicara dengan siapa, dimana, kapan, sambil mengamat, gerak tubuh para tokoh dan reaksinya.
Walaupun masukan dalam pemerolehan bahasa bersifat spontan, tetapi pada umumnya terdiri dalam fonologi, kosakata, morfologi, sintaksis dan dalam komunikasi  pada umumnya. Dengan bertindak demikian pembicara dapat berbuat kesalahan dalam dua hal, yaitu :
1)      Modifikasi. Modifikasinya dapat mengalami pemehanan kalu pejar semakin maju dalam bahasa itu.
2)      Pelajar mungkin menginterpretasikannya sebagai suatu tanda jarak social dan rasa rendah diri, dan merasa terhina dengan terlihat berbicara dalam logat khusus seperti ini.
Pemerolehan bahsa spontan mencakup belajar di dalam interaksi social dan melalui interaksi social. Hal ini ditunjang observasi pertama, Pelajar disajikan dengan lebih banyak masukan linguistic dengan frekuensi yang meningkat dan dalam jangkauan yang lebih luas; kedua mendapat lebih banyak kesempatan menguji produksi ujaranya sendiri berwan dengan yang dating dari lingkungannya untuk membuktikan hipotesis-hipotesisnya mengenai stuktur bahas sasaran.
C.    Struktur Proses Belajar Bahasa dan Kecepatan Pemerolehan Bahasa
Pateda (1990 ; 100) menyebutkan bahwa pada proses belajar B1 dan proses baelajar B2 terdapat cirri-ciri sebagai berikut :
a.       Ciri B1, yaitu :
1)      Belajar tidak disengaja
2)      Berlangsung sejak lahir
3)      Lingkungan keluarga sangat menentukan
4)      Motivasi ada karena kebutuhan.
5)      Banyak waktu untuk mencoba bahasa
6)      Pelajaran memiliki waktu benyak untuk berkomunikasi.
b.      Ciri-ciri B2, yaitu :
1)      Belajar disengaja
2)      Berlangsung setelah pelajar di sekolah.
3)      Lingkungan sekolah sangat menentukan
4)      Motivasi pelajar untuk mempelajarinya tidak sekuat mempelajari B1
5)      Waktu terbatas
6)      Pelajar tidak mempunyai banyak waktu untuk mempraktikkan bahasa yang dipelajari.
7)      B1 mempengaruhi proses belajar B2
8)      Umur kritis memperlajari B2 kadang telah lewat, sehingga proses belajar B2 berlangsung lama.
9)      Ada orang yang mengorganisasikan, yakni guru dan sekolah.
Belajar bahasa kedua tidak bisa mempengaruhi belajar bahasa pertama sebab kejadiannya memang terbaik. Pada kenyataannya ada beberapa hal yang perlu dicermati pada kedua proses belajar bahasa tersebut, yaitu :
1)      B1 dan B2 mungkin dipelajari secara bersama atau secara berurutan.
2)      Jika secara berurutan, maka B2 dipelajari pada usia yang berbeda-beda.
3)      B2 dapat dipelajari dalam lingkungan B1 atau B2, kalu B2 berada pada lingkungan B2, maka B2 dipelajari melalui kotak bahasa.
4)      B2 biasanya dipelajari melalui pengajaran, dan belajar B2 berkaitan dengan perkembangan berbagai keteranpilan berbahasa, baik secara lisan maupun tertulis (Hamid, 1977 : 25).
Dalam kaitannya dengan proses belajar bahasa perlu diperhatikan beberapa strategi yang dapat diterapkan, yaitu :
1)      Strategi perencanaan; strategi belajr positif
2)      Strategi aktif; melibatka siswa secara aktif
3)      Strategi empati; menciptakan empatik dalam proses belajar
4)      Strategi formal; ditanamkan pada pendidikan formal bukan alamiah
5)      Strategi eksperimental; mencoba-coba sesuatu untuk meningkatkan pembelajaran
6)      Strategi semantic; penambahan kosakata.
7)      Strategi praktis; mempraktikan apa yang telah di dapat.
8)      Strategi komunikasi; menggunakan bahasa dalam kehidiupan
9)      Strategi monitor; memonitor sendiri dan mengkritik penggunaan yang dipakainya
10)  Strategi Internalisasi; pengembangan bahaasa.

Ciri pelajar yang baik diikuti dengan strategi - strategi tersebut akan bermuara pada keberhasilan proses belajar. Keberhasilan proses belajar ditunjukan oleh ketuntasan pelajar berbahasa dengan baik dan benar. Yang baik berarti sesuai konteks dan situasi, sedangkan yang benar berarti sesuai kaidah.





BAB II
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Pemerolehan bahasa bermuara pada keberhasilan proses belajar anak dalam menggunakan bahasa. Keberhasilan proses belajar ditunjukan oleh ketuntasan pelajar berbahasa dengan baik dan benar. Yang baik berarti sesuai konteks dan situasi, sedangkan yang benar berarti sesuai kaidah. Dengan mengetahui Dimensi-dimensi pemerolehan bahasa, melaui aspek yang mendasar  dan mempengaruhi yakni; pandangan global dan  kecenderungan , kapasitas dan acces dalam, stuktur proses belajar dan kecepatan pemerolehan bahasa. Ragam atau jenis pemerolehan bahasa terbagi atas; bentuk, urutan, jumlah, media dan keasliannya. Komponen yang mempengaruhi kencenderungan tersebut dalam pemerolehan bahasa; Integrasi sosial, kebutuhan komunikatif, sikap dan pendidikan.

B.     Saran
Proses dan cara pemerolehan bahasa masih awam diketahui oleh kebanyakan orang, kecuali para praktisi bahasa (linguis). Pengetahuan pemerolehan bahasa seharusnya digunakan oleh pengguna bahasa, tentunya bisa memberikan cara dan proses sehingga pengguna bahasa yang benar dan sesuai kaidah bahasa.











DAFTAR PUSTAKA

Akhadiah, Sabarti, 1997. Teori Belajar Bahasa. Jakarta.  Depdikbud
Hhtp:// www. teoti belajar bahasa.com
Setyawati, Nanik. 2009. Teori Balajar Bahasa. Semarang. IKIP PGRI Semarang

Tidak ada komentar:

Posting Komentar